Entri Populer

Senin, 14 Januari 2013

Teks MSQ : Ilmu dan Keutamaannya


Teks Musabaqah Syarhil Quran (MSQ)

Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala puji bagi Allah SWT
Salawat serta salam semoga tercurah pada junjungan Nabi agung Muhammad SAW.
Ma'ashirol Muslimin Rohimakumullah……
Sebelumnya mari kita dengarkan sepenggal  ayat dari Al Qur’anulkarim. Ayat yang sangat tidak asing bagi kita, yang turun pertama kali sebagai penerang seluruh alam semesta.


1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Itulah lima  ayat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril. Ayat yang akan merombak dan mengubah paradigma umat manusia tentang pentingnya ilmu. Melalui ayat ini, Nabi Muhammad SAW beserta seluruh umat manusia khususnya umat Islam diperintahkan untuk membaca.
Membaca tidak hanya dimaknai secara harfiah, hanya melafazkan a,i,u,e,o saja. Namun dalam arti yang lebih luas lagi yaitu meneliti, mengobservasi, dan mempelajari ayat-ayat Allah di alam semesta. Dengan kata lain membaca diartikan sebagai usaha untuk menuntut ilmu guna memajukan peradaban manusia khususnya peradaban Islam. Jadi, menuntut ilmu itu merupakan salah satu perintah yang mula-mula ditekankan oleh allah SWT.

Ma'ashirol Muslimin Rohimakumullah……
Dengan menuntut ilmu pengetahuan kita akan mendapatkan hikmah-hikmah yang tidak sedikit. Seperti dalam potongan QS. Al Mujaadilah ayat 11 berikut:
 
Artinya :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ayat tersebut menyebutkan salah satu hikmah orang-orang yang berilmu yaitu Allah akan meninggikan orang-orang yang berilmu beberapa derajat. Orang yang beriman dan berilmu memiliki nilai lebih jika dibandingkan dengan orang beriman namun tidak berilmu. Dengan ilmunya itu ia dapat mengetahui apa maksud dan tujuan dari perintah-perintah Allah melalui ayat-ayat-Nya, sehingga orang mukmin yang berilmu tidak hanya menjalankan perintah belaka tanpa tahu maksud dan tujuannya. Ia akan akan mencoba untuk mendedah apa hikmah dan makna dibalik perintah-perintah Allah tersebut.
Oleh karena itu terlihat ada perbedaan antara orang berilmu dan tidak berilmu, sesuai dengan firman Allah:
Artinya:
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Ma'ashirol Muslimin Rohimakumullah……
Hikmah lain dari orang yang berilmu yaitu ia mendapatkan pahala yang tidak terputus-putus. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ
إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika manusia meninggal maka semua amalannya terputus kecuali tiga perkara: Kecuali sedekah jariyah, atau ilmu yang dimanfaatkan, atau anak saleh yang mendoakan untuknya.” (HR. Muslim)
Rasionalisasinya adalah seorang mukmin yang berilmu mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain dan diamalkan. Dan apa yang terjadi... Subhanallah.... Orang yang diajari tersebut mengajarkan lagi ilmunya kepada orang lain dan seterusnya, sehingga terlihat akan ada rentetan orang-orang yang menuntut ilmu dan mengamalkannya. Dengan begitu pahala akan terus mengalir bagaikan air yang mengalir menuju muaranya di pantai.
Namun tentunya ikhitiar kita dalam menuntut ilmu juga harus diiringi dengan do’a agar Allah memberikan tambahan ilmu dan berkah kepada kita. Allah sendiri telah mengajarkan bagaimana kita berdoa kepada-Nya seperti dalam ayat berikut:

  
"Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."

Ma'ashirol Muslimin Rohimakumullah……
Sebelum kami akhiri, marilah kami ajak para hadirin untuk merefleksi kembali sejarah saat umat Islam pada masa tersebut mencapai puncak kejayaan. Ya..., masa dimana umat Islam menjadi leader di dunia ini. Saat itu bani Umayyah, Bani Abassiyah dan lainnya menjadi tolok ukur peradaban dunia. Semua itu tidak lain karena perhatian yang sangat besar terhadap ilmu pengetahuan dengan dilandasi iman dan taqwa. Banyak orang-orang Eropa yang datang ke Jazirah Arab hanya untuk menuntut ilmu dan mempelajari kitab-kitab dari dua kerajaan besar ini. Banyak juga cendikiawan-cendikiawan yang ada saat itu seperti Al Khawarismi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, al Abatani dan lain-lain.
Namun apa yang terjadi saat ini? Semua itu berbalik 180 derajat. Umat Islam yang dulunya berjaya kini telah tertinggal. Salah satu faktornya tidak lain adalah kurangnya perhatian pada ilmu pengetahuan di kalangan umat Islam. Coba kita tengok negara-negara Eropa yang dulunya belajar pada kita, sekarang mereka telah maju terutama dari segi iptek. Untuk itu, Ummat Islam harus kembali giat menuntut ilmu dengan berlandaskan Al Quran dan Hadits. Bolehlah kita mengutip kata-kata mutiara “Ilmu tanpa agama itu buta sedangkan agama tanpa ilmu itu lumpuh” yang menunjukkan bahwa iman dan ilmu berjalan saling beriringan.