Entri Populer

Selasa, 15 November 2011

Idola

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Masa remaja merupakan masa yang mudah sekali terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya baik yang positif dan negatif. Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh tersebut adalah idola.
Seperti yang diketahui sekarang ini banyak sekali orang-orang terutama remaja yang memuja-muja seorang public figure, baik dari kalangan artis, pahlawan, tokoh masyarakat dan lain-lain. Namun sebagian besar remaja lebih mengidolakan artis dan publik figur  seperti Agnes Monica, Ahmad Dhani, Bondan Prakoso, dan yang lagi gencar-gencarnya saat ini adalah Irfan Bachdim. Seorang pemain naturalisasi timnas Indonesia. Hanya sedikit remaja yang mengidolakan tokoh-tokoh seperti Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar As Shidiq dan tokoh-tokoh agama lain.
Dari berbagai tokoh idolanya tersebut remaja mempunyai kecenderungan untuk memuja dan meniru idola tersebut. Untuk itu perlu mendalami apa sebenarnya idola itu, mengapa mereka mengidolakan mereka dan apa pengaruh idola terhadap kepribadian remaja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian idola itu?
2. Mengapa remaja memilih idola tersebut ?
3. Apa pengaruh idola terhadap kepribadian remaja?







BAB II
ISI

A. Pengertian Idola
            Dalam bahasa Inggris terdapat istilah idolatry dan idolize yang masih berkaitan dengan idol (idola). Kedua istilah ini berarti pemberhalaan, penyembahan, atau pemujaan. Bisa disimpulkan bahwa sosok idola memang dekat hubungannya dengan pemujaan.
Tokoh idola merupakan orang-orang yang dipersepsi oleh remaja sebagai figur yang memiliki posisi di masyarakat.[1] Idola harus mampu mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Maxwell (2001) menyimpulkan kepemimpinan adalah sebagai suatu pengaruh. Dalam hali ini idola merupakan suatu kepemimpinan, dimana seorang pemimpin harus mempunyai pengaruh bagi orang lain.
Seorang guru yang memiliki wewenang atau kedudukan untuk mempengaruhi siswa di sekolah belum tentu menjadi seorang idola bagi siswanya. Orang tua yang memberikan kepedulian  terhadap anaknya yang remaja setiap hari dengan cara memberi makan, menyekolahkan, membelikan baju bahkan sampai menghantarkan anaknya menjadi seorang juara, juga belum tentu menjadi seorang  idola bagi anaknya Maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya seseorang yang berhasil mempengaruhi orang lain dan mengikuti visinya oleh karena jiwa kepemimpinannya telah menjadi seorang idola bagi orang lain.

B. Alasan Remaja Mengidolakan Idolanya
Dalam mengidolakan seorang idola tentu mempunyai alasan mengapa ia sangat mengagumi figur tersebut. Adapun alasan yang muncul adalah sebagai berikut :
  1. Kebagusan fisik
Dari segi fisik banyak remaja yang mengidolakan figur karena ketampanannya, kecantikannya, bentuk tubuh. Biasanya idola semacam ini berasal dari kalangan artis.

  1. Gaya hidup
Gaya hidup itu seperti cara berpakaian, tatanan rambut dan kebiasaan-kebiasaan lain.
  1. Skill dan intelegensi
Para idola yang memiliki skill tertentu dapat memukau para remaja sehingga remaja-remaja tersebut mengaguminya. Begitu pula intelegensi atau kepandaian seperti Habibie yang dijadikan idola oleh beberapa kalangan remaja.
  1. Perilaku
Remaja mengidolakan figur karena perilakunya dalam bermasyarakat. Mereka menganggap bahwa figur tersebut sangat cocok sebagai teladan baginya, walaupun dari segi fisik kurang (kurang tampan atau cantik) dan gaya hidupnya yang sederhana.

C. Pengaruh Idola Remaja
Masa remaja merupakan saat berkembangnya jati diri (identity) atau kepribadian. Kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “personality”. McDougal dan kawan-kawan berpendapat bahwa kepribadian adalah tingkatan sifat-sifat dimana biasanya sifat yang tinggi tingkatannya mempunyai pengaruh yang menentukan.[2] Sedangkan Gardon W Allport menyebutkan bahwa pribadi sebagai organisme yang dinamis dalam sistem pisik-psikis yang menentukan keunikan seseorang menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.[3]
Dari dua pengertian di atas dapat dilihat bahwa kepribadian mempunyai tiga titik penting yaitu pengaruh, unik dan dinamis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepribadian dapat mempengaruhi-dipengaruhi, unik dan dinamis. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi jati diri atau kepribadian seseorang adalah dari faktor hereditas dan lingkungan termasuk idola.
Para remaja yang sedang mencari jati diri atau kepribadian mulai mencari sosok yang dianggap tepat sehingga ia mulai mengidolakan seorang figur yang mempunyai pengaruh dan keunikan tersendiri.
Pengaruh tersebut dapat bersifat positif dan negatif. Sifat ini tergantung bagaimana remaja menempatkan dirinya dan idolanya pada porsi yang sesuai.
Beberapa pengaruh yang bersifat positif antara lain sebagai berikut :
1.      Sebagai Motivator
Tokoh idola bisa menjadi motivator bagi remaja, terutama untuk mencapai suatu prestasi tertentu. Dengan begitu akan tumbuh pada pribadi remaja untuk berusaha mencapai prestasi yang sesuai dengan minat dan bakatnya, karena melihat idolanya mampu untuk melakukan hal tersebut.
2.      Sebagai sumber inspirasi
Idola dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi oleh para remaja untuk memberdayakan potensi yang ada pada diri mereka.
3.      Kepemimpinan
Idola dapat dijadikan sebagai panutan untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam diri remaja, sehingga akan tumbuh visi dalam dirinya. Dalam hal ini menjadi seorang pemimpin yang ideal bagi orang lain.
Sedangkan pengaruh yang bersifat negatif  antara lain :
1.      Meniru gaya idola yang salah
Remaja sering memaksakan diri untuk menjadi seperti idolanya, menguras materi bahkan bisa sampai frustasi jika tidak kesampaian. Pengidentifikasian diri dengan idola dapat berupa mengubah tatanan rambut, cara berpakaian dan gaya hidup yang glamour. Bahkan yang paling parah adalah jika meniru idola yang mengkonsumsi NAPZA dan minum minuman keras.
2.      Memuja-muja secara berlebihan
Seringkali karena kecintaannya pada idola, para remaja sampai memuja-mujanya bagai dewa yang turun dari langit. Tentu saja hal ini sangat tidak dibenarkan apalagi jika dari segi agama Islam.
Seperti yang disebutkan bahwa idola mempunyai pengaruh yang kuat dalam membentuk kepribadian remaja. Sehingga remaja perlu dibimbing dan diarahkan agar tidak melenceng dari norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat.
Adapun bimbingan yang sesuai adalah menjadi idola yang baik bagi remaja. Seorang idola menempati posisi yang strategis dalam mempengaruhi para remaja untuk melakukan identifikasi terhadap idolanya. Agar mempunyai pengaruh yang positif bagi remaja maka memerlukan suatu usaha pendampingan yang inspirasional dan memiliki kekuatan emosional ketika berelasi dengan remaja. Hubungan yang inspirasional dan memiliki kekuatan emosional melibatkan tingkat kepemimpinan yang memberi kekuatan kepada remaja, yaitu menolong mengembangkan potensi remaja itu sendiri. Ketika seseorang telah berhasil menjadi seorang idola bagi remaja, maka itu merupakan kesempatan terbaik untuk menancapkan pengaruh karakter yang benar.



















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa idola merupakan sosok yang dipersepsi mempunyai posisi dalam suatu masyarakat yang mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Seseorang disebut idola jika mampu mempengaruhi orang lain.
Beberapa remaja mengidolakan seorang figur karena berbagai faktor antara lain dari segi fisik (ganteng, cantik), dari segi gaya hidup (glamour, cara berpakaian dan lain-lain), dari segi skill dan intelegensi, dan dari perilaku idola tersebut.
Pengaruh idola bagi remaja dapat bersifat positif dan juga negatif. Pengaruh positif antara lain sebagai motivator mencapai suatu prestasi, sumber inspirasi dalam menggali potensi dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan. Sedangkan pengaruh negatif seperti meniru gaya-gaya yang tidak sesuai, pemujaan yang berlebihan.
Oleh karena pengaruh yang besar tersebut remaja perlu dibimbing agar dapat menjadi jatidiri yang baik. Dengan memanfaatkan pengaruh idola maka bimbingan terbaik adalah menjadi idola yang baik baik remaja.
















DAFTAR PUSTAKA

1. Buku
Yusuf LN, Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional

2. Internet


[1] Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Cetakan IV,  PT Remaja Rosdakarya Bndung, , 2004, hlm. 202
[2] Ibid., hlm. 126
[3] Andi Mappiare, Psikologi Remaja, Usaha Nasional Surabaya, 1982, hlm. 67

Tidak ada komentar:

Posting Komentar