Entri Populer

Selasa, 15 November 2011

Interaksi Sosial

A. Pengertian Interaksi Sosial
Gillin mendefinisikan interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai; pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.
Dalam kamus Bahasa Indonesia interaksi didefinisikan sebagai hal saling melakukan akasi , berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian  interaksi adalah hubungan timbal balik (social) berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dengan individu, antara individu dan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok.
            Interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat yaitu :
a. Kontak sosial
Adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
b. Komunikasi
Artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Dapat juga dikatakan penyampaian dan reaksi dari informasi tersebut.

B. Bentuk Interaksi Sosial
Ada beberapa macam bentuk-bentuk interaksi sosial. Secara garis besar bentuk interaksi sosial dibagi menjadi dua yaitu :
1. Asosiatif
            Bentuk interaksi asosiatif mempunyai sifat positif, artinya individu maupun kelompok yang melakukan interaksi asosiatif akan mengarah pada bersatunya kedua kubu dalam mencapai tujuan yang sama. Bentuk interaksi asosiatif dapat dibedakan menjadi tiga antara lain :
a.   Kerja sama, dimaksudkan sebagai suatu kerja sama antara orang perorangan atau kelompok manusia, untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Charles Horton Cooley mengatakan : “kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuandan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut  Kesadaran akan adanya kepentingan yang sama dan organisasi merupakan fakta yang penting dalam manfaat kerja sama.”1(soekanto, 2002 : 72-73)
b.   Akomodasi, menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai suatu kestabilan.
c. Asimilasi, suatu proses dimana setiap individu yang berinteraksi mengidentifikasi dirinya dengan tujuan dan kepentingan  kelompok. Sehingga nantinya akan timbul integritas dalam kelompok itu.
2. Disosiatif
             Pada bentuk interaksi sosial disosiatif mempunyai sifat negatif, dalam arti individu atau kelompok yang berinteraksi terjadi pemisahan. Adapun bentuk-bentuk dari interaksi disosiatif adalah sebagai berikut :
a.   Persaingan adalah suatu proses sosial di mana orang perseorangan atau kelompok bersaing untuk memperebutkan tujuan masing-masing dengan cara yang kompetitif. Dalam persaingan ini tidak terjadi benturan fisik ataupun ancaman antara kedua kubu.
b.   Kontravensi adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
c.   Pertikaian adalah suatu proses sosial menentang pihak lawan dalam mencapai tujuan. Dalam pertikaian sering terjadi ancaman dan kekerasan fisik.

C. Aturan Interaksi Sosial
            Proses interaksi dipengaruhi oleh beberapa aturan yaitu aturan ruang dan aturan waktu. Robert T Hall membagi aturan ruang menjadi empat batasan jarak  yaitu :
  1. Jarak intim, yaitu antara 0-45 cm. Dengan jarak sedekat ini maka dimungkinkan kalau pancaindera kita terlibat secara langsung seperti penglihatan, pembauan, sentuhan kulit, pendengaran dan pengecap kita.
  2. Jarak pribadi, yaitu antara 45 cm – 1,22 m. Pada jarak ini penggunaan panca indera mulai berkurang.
  3. Jarak sosial, yaitu antara 1,22m – 3,66m.
  4. Jarak publik, yaitu lebih dari 3,66m.
Selain aturan ruang ada juga aturan waktu dimana pada setiap waktu interaksi yang terjadi berbeda-beda. Sebagai contoh interaksi pada waktu pagi hari berbeda dengan interaksi yang terjadi pada waktu malam hari.

D. Interaksi Sosial dan Informasi
            Informasi adalah sesuatu yang disampaikan oleh informan kepada penerima. Dengan begitu interaksi sosial mempunyai hubungan dengan informasi. Dalam interaksi terjadi penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain.
            Seperti yang disebutkan bahwa salah satu syarat terjadinya interaksi sosial adalah komunikasi. Ketika terjadi komunikasi maka akan terjadi proses penyampaian informasi dan reaksi dari penerima. Dalam menyampaikan informasi sendiri ada yang menggunakan media ada pula yang tidak.




BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Dari beberapa ulasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Setiap orang membutuhkan berinteraksi dengan orang lain
  2. Interaksi yang terjadi dapat bersifat positif (asosiatif) dapat pula negatif (disosiatif)
  3. Dalam proses interaksi terjadi proses penyampaian informasi dari informan kepada penerima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar