Entri Populer

Jumat, 13 April 2012

Pendidikan dan Human capital


Dalam perkembangannya, human capital memiliki perubahan  pengertian dari masa ke masa. Dulu human capital memposisikan manusia layaknya mesin yang cara kerjanya cenderung stagnan. Namun seiring meluasnya teori human capital maka muncul pengertian bahwa manusia tidak sama dengan mesin. Manusia merupakan aset hidup yang perlu dikembangkan potensi yang ada dalam dirinya
Lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap bangsa dan negara pasti memiliki tujuan, termasuk bangsa Indonesia.  Tujuan umum bangsa Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-IV. Salah satu tujuan tersebut adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini berarti, negara atau pun pemerintah memiliki kewajiban untuk menjadikan warga negaranya cerdas baik lahir maupun batin.
Upaya pemerintah guna mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu dengan memberlakukan wajib belajar  9 tahun untuk saat ini. Wajib belajar 9 tahun berarti setiap warga negara Indonesia diwajibkan untuk menamatkan pendidikan minimal tamat SMP atau sederajat. Namun tidak menutup kemungkinan pemerintah akan mencanangkan  wajib belajar sampai 12 tahun yang berarti sampai tamat SMA atau sederajat .
Salah satu alasan diwajibkannya wajib belajar yaitu untuk memenuhi tuntutan zaman yang memasuki era transformasi. Dengan begitu muncul tuntutan agar seseorang memiliki pengetahuan yang seluas-luasnya serta skill yang mumpuni. Apalagi dunia kerja saat ini juga memperhitungkan kualifikasi akademik seseorang. Sekarang ini, setiap lembaga atau perusahaan yang membutuhkan karyawan atau pegawai mensyaratkan jenjang kualifikasi akademik tertentu. Hal ini mengakibatkan mau tidak mau seseorang harus mememiliki latar belakang pendidikan yang dimaksudkan.
Melihat fenomena tersebut menunjukkan pendidikan bukan hanya sekedar mencari ilmu belaka, meskipun mencari ilmu adalah tujuan utama seseorang menempuh pendidikan melalui sekolah formal. Di balik tujuan tersebut ternyata pendidikan juga digunakan sebagai upaya untuk mencari pekerjaan. Sebagai contoh orang yang melamar menjadi penjaga Indomaret harus memiliki ijazah minimal SMA, atau penerimaan PNS mensyaratkan minimal ijazah S1 dan sebagainya. Perlu diketahui bahwa hal demikian tersebut menunjukkan betapa pentingnya ijazah tersebut.
Namun, yang kebih penting dari itu semua adalah keterampilan dari lulusan sekolah. Dunia kerja saat ini meskipun mensyaratkan ijazah, keterampilan yang dimiliki lulusan adalah yang paling utama. Suatu ijazah takkan berniali tanpa adanya skill dalam aplikasinya di dunia kerja. Bagi mereka yang memiliki keterampilann kerja mempunyai peluang sukses lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak punya keterampilan.
Dengan fenomena seperti itu, ternyata  pendidikan selain untuk mencari ilmu juga untuk menyejahterakan kehidupan. Hal ini dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan human capital investmen (modal investasi manusia). Oleh karena itu, menarik untuk dikaji apakah sebenarnya human capital itu dan apa hubungannya dengan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian human capital?
2. Apa hubungan human capital dengan pendidikan?














BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Human capital
Dalam perkembangannya, human capital memiliki perubahan  pengertian dari masa ke masa. Dulu human capital memposisikan manusia layaknya mesin yang cara kerjanya cenderung stagnan. Namun seiring meluasnya teori human capital maka muncul pengertian bahwa manusia tidak sama dengan mesin. Manusia merupakan aset hidup yang perlu dikembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Hasil dari pengembangan potensi ini nantinya akan bermanfaat bagi manusia itu sendiri dan pihak-pihak yang terkait. Hal ini menunjukkan bahwa human capital berusaha untuk menjadikan manusia sebagai modal hidup yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.
Ada tiga landasan filosofis dalam human capital. Landasan filosofis tersebut yaitu (1) manusia adalah aset bukan biaya, (2) aset tersebut meliputi skill (keterampilan), knowledge (pengetahuanh), dan behaviour (perilaku), (3) pengelolaan manusia sebagai aset harus dapat terukur dan diterjemahkan ke dalam bahasa keuangan.
Dari tiga landasan filosofis tersbut dapat disimpulkan bahwa human capital merupakan pengelolaan manusia sebagai aset dengan pengembangan pada tiga aspek yaitu keterampilan, pengetahuan, dan perilaku agar memiliki daya guna untuk kehidupan. Jika  melihat landasan di atas, maka penekanan human capital adalah pada masalah ekonomi. Masalah ini akan berkembang dan mengarah pada kesejahteraan hidup manusia.

B. Pendidikan dan Human capital
Pendidikan merupakan sistem terintegrasi dengan hampir semua komponen kehidupan manusia tidak terkecuali dari segi ekonomi. Dari segi ekonomi, pendidikan merupakan komponen yang penting. Hal ini dikarenakan sekolah mampu menghasilkan tenaga kerja untuk memasuki pasaran serta menghasilkan para ekonom yang sanggup membangun masyarakat dan negara.
Di Indonesia sendiri memiliki potensial ekonomi berupa sejumlah SDM yang banyak dan kekayaan alam yang juga melimpah. Untuk mewujudkan keuatan potensial tersebut maka dibutuhkan pendidikan dan pelatihan. Namun juga perlu diketahui bahwa keuatan potensial tersebut juga dapat terwujud jika adanya economic power dari negara tersebut yang berarti  pemerintah harus memperhatikan betul segala hal yang berkaitan dengan pendidikan terutama faktor ekonomi. Dari uraian tersebut maka pendidikan hendaknya memiliki sistem pendidikan yang relevan dengan kebutuhan ekonomis rakyat dan kondisi ekonomi bangsa.[1]
Jika dikaitkan dengan human capital, maka  pendidikan sangat berperan penting. Peran pendidikan adalah mengelola manusia untuk dikembangkan keterampilan, pengetahuan, dan perilakunya sehingga mewujudkan  perekonomian yang kokoh.
Dengan begitu, pendidikan merupakan investasi manusiawi, dengan memberikan kepada warga didik pengetahuan keterampilan dan pengalaman, agar mereka sanggup memasuki dunia kerja dan dunia usaha. Disamping itu, pendidikan juga merupakan investasi ekonomis, karena perkembangan sektor ekonomi sangat bergantung pada besarnya kuantitas dan tingginya kualitas tenaga terdidik yang diperoleh dari sistem pendidikan. [2]
Manfaat pendidikan yang berorientasi pada human capital adalah makin banyaknya tenaga yang terampil dan kreatif yang memiliki kecerdasan AQ, CQ tinggi selain kecerdasan IQ, EQ dan SQ.







BAB III
Penutup

Simpulan
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa human capital yaitu pengelolaan manusia sebagai aset dengan pengembangan pada tiga aspek yaitu keterampilan, pengetahuan, dan perilaku agar memiliki daya guna untuk kehidupan. Human capital bertujuan agar seseorang dapat memiliki skill, knowledge serta behavior yang baik sehingga berguna bagi kehidupan.
Untuk mewujudkan human capital salah satunya yaitu melalui pendidikan. Perann pendidikan adalah sebagai investasi manusia yang diharapkan nantinya hasil atau output dari pendidikan dapat memiliki daya guna di masyarakat yang kompleks ini.













DAFTAR PUSTAKA

Kartono, kartini. 1991. Quo Vadis Tujuan Pendidikan. Bandung : Penerbit Maju Mandar
www.google.com dengan kata kunci human capital dan pendidikan


[1] Kartini Kartono, Quo Vadis Tujuan pendidikan, (Bandung, Penerbit Maju Mandar, 1991), hal 102
[2] Ibid hal. 102

Tidak ada komentar:

Posting Komentar